Kamis, 25 Juni 2009

MEMAHAMI SELUK BELUK KONFLIK ANTAR ETNIS By: SUGENG MASHUDI,S.Kep,Ns

Sejarah berakhir dengan kemenangan demokrasi da liberalisme. Para pemimpin dunia memimpikan sebuah tatanan dunia baru yang makmur dan damai. Tata dunia baru ini akan mencegah setiap bentuk peperangan, gesit di dalam menanggapi berbagai bencana alam, dan secara aktif melakukan pemeratan sumber daya demi kemakmuran seluruh bangsa ( Brown,1997 )

Semua harapan tersebut tak pernah jadi kenyataan faktual. Beberapa tahun belakangan ini, dunia diwarnai dengan berbagai konflik etnis yang melibatkan beragam kepentingan politik dan ekonomi. Pada beberapa konflik, skala kekerasan yang terjadi begitu besar, dan bahkan dapat disebut sebagai Genosida.

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis sebab-sebab dan akibat-akibat yang muncul dari terjadinya konflik etnis. Tukisan ini juga hendak menberikan rekomendasi umtuk meminimalisirkan terjadinya konflik etnis dan kekerasan massal
Browm berpendapat, bahwa terjadinya konflik etnis biasanya akan bermuara pada satu dari tiga hal ini, yakni terkadinya rekonsiliasi damai, perpecahan etnis secara damai, atau pada terjadinya perang saudara yang berkepanjangan.


Komunitas Etnis dan Konflik Etnis
Menurut Brown, kata " konflik etnis " seringkali digunakan secara fleksibel. bahkan dalm penggunaannya, kata ini justru di gunakan untuk menggambarkan jenis konflik yang sama sekali tidak mempunyai basis etnis.
Ex: konflik di somalia,
Banyak pihak mengketegorikan konflik yang terjadi di Somalia sebagai konflik etnis. Padahal, di somalia adalah negara paling homogen dalam hal etnisitas di Afrika. Konflik ini terjadi bukan karena pertentangan antar etnis, melainkan karena pertentangan antara penguasa lokal satu dengan penguasa lokal lainnya, yang keduanya berasal dari etnis yang sama

Menurut Anthony Smith, Komunitas Etnis adalah suatu konsep yang di gunakan untuk menggambarkan sekumpulan manusia yang memiliki nenek moyang yang sama, ingatan sosial yang sama (Wattimena, 2008 ), dan beberapa elemen kultural. Elmen ini terkaitan dengan tempat tertentu, dan memiliki sejarah yang kurang sama

Menurut Smith, ada enam hal yang harus dipenuhi sebelum sebuah kelompok dapat menyebut diri nereka sebagai " komunitas etnis "
* sebuah kelompo harus memiliki namanya sendiri

* Orang - orang yang ada dalam kelompok tersebut haruslah yakin, bahwa mereka memiliki nenek moyang yang sama.

* Orang - orang yang ada dalam klompok haruslah memiliki ingatabn sosial yang sama,

* Kelompok tersebut haruslah berbagi kultur yang sama,

* Orang - orang yang ada dalam kelompok tersebut haruslah merasa terikat pada suatu teritori tertentu, terutama teritori yang sedang mereka tempati,

* Orang -orang yang ada dalam kelompok haruslah merasa dan berfikir bahwa mereka adalah bagian dari satu kelompok yang sama,
" Kesimpulan , bahwa konflik etnis adalah konflik terkait dengan permasalahan mendesak mengenai politk, ekonomi, sosial, budaya, dan teritorial antara dua komunitas etnis atau lebih.

Menurut Brown ,Konflik Etnis biasanya berangkat dari konflik lokal yang sama sekali tidal memiliki basis etnisasi, tetepi kemudian melebar cangkupannya, bahkan sampai melintasi batas - batas negara


AKAR - AKAT KONFLIK ETNIS
Dalam memahami akat - akat konflik etnis Brown mengajukan tiga level analisis yaitu :
^ Level Sistemik
^ Level Domestik
^ Level Persepsi















Tidak ada komentar:

Posting Komentar